Powered by Blogger.

Gramophone alat musik bersuara romantis

Sunday, May 26, 2013
Libur akhir pekan kupakai berkunjung ke salah satu rumah kerabat, yang kebetulan berada di Perumahan Taman Penta Jimbaran, kebetulan sudah lama tidak berkunjung kesana. Perumahan Taman Penta letaknya tidak jauh dari tempat Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK)  kurang lebih 1 km dari GWK.

Hal yang menarik ketika bertamu kesana adalah melihat di salah satu sudut rungan rumahnya terpanjang alat pemutar musik kuno tepatnya pemutar piringan hitam yang pernah tenar dijaman dulu. Setelah bertanya - tanya kepada pemilik ternyata alat pemutar musik ini bernama Gramophone.  Menurut penjelasannya alat ini didapat dari seorang sahabatnya yang kebetulan telah balik ke negara asalnya. Gramaphone yang terpajang disudut ruangan tersebut bermerek "His Master Voice".

Untuk mengingatkan bahwa gramophone di zamannya merupakan alat pemutar musik (musik player) yang hanya dimiliki oleh masyarakat menengah ke atas jadi boleh dikatakan tidak semua orang bisa memiliki terkecuali yang berduit banyak dan mesin ini telah ada sejaka tahun 1987  di Eropa.

Sambil bercerita tentang  Gramophone, dia pun memperagakan cara memainkan alat ini agar menghasilkan alunan musik. Pertama - tama dipasang piringan hitam dan jarum yang berfungsi mengikuti alur (track) yang ada dipiringan hitam, dan tidak lupa memasang engkol, dengan engkol ini kita harus mengunci/memutar peer spriral yang ada didalam gramaphone agar piringan bisa memutar, mirip seperti jam tangan yang tiap hari kita harus mengunci/ memutar tuas agar jarum jam tangan tersebut bisa berputar.

Setelah engkol diputar sampai terasa mentok maksudnya agak keras di putar, maka piringan hitampun bisa mulai diputar, oh ya ditepi/sudut alat ini ada alat yang dapat mengatur kecepatan putaran piringan dan ini bisa dibilang sebagai pengatur tempo musik yang dihasilkan.

 

Piringan hitam yang terpasangpun mulai memutar, dan keluarlah alunan suara yang indah, merdu dan romantis, hmm serasa jadul memang tapi enak didengar di telinga. Untuk memulai lagi harus memutar engkol, dan untuk mendengarkan jenis musik yang berbeda tinggal ganti piringan hitam yg terpasang dengan koleksi lain yang ada. (jp)

 

No comments:

Post a Comment